Triasmitra, perusahaan infrastruktur telekomunikasi, berambisi memperluas jangkauan bisnisnya ke Indonesia Tengah. Langkah besar ini diwujudkan melalui pembangunan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Indonesia Tengah, sebuah proyek infrastruktur vital yang akan menghubungkan beberapa pulau penting di wilayah tersebut.
Proyek ini menjanjikan konektivitas yang lebih baik dan menandai komitmen Triasmitra dalam mendorong kemajuan digital di Indonesia. Dengan total panjang 2.597 kilometer, proyek ini terbagi dalam sembilan segmen, menjangkau area yang luas dan signifikan.
Proyek SKKL Indonesia Tengah: Menghubungkan Pulau-Pulau di Indonesia Tengah
SKKL Indonesia Tengah akan menghubungkan Sanur (Bali) dengan Luwuk, Sulawesi. Rute kabel laut ini akan melewati Kawinda Nae, Labuan Bajo, Makassar, Selayar, Baubau, Wakatobi, Kendari, dan Morowali.
Pembangunannya akan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama, dimulai pada 2026, akan fokus pada segmen Sanur-Makassar. Tahap kedua, pada 2027, akan melanjutkan pembangunan dari Selayar hingga Luwuk.
Saat ini, proyek tersebut tengah dalam proses perizinan. Surat Izin Rekomendasi 1 untuk survei laut telah diterbitkan dan akan dilakukan setelah penyelesaian proyek SKKL Rising 8.
SKKL Rising 8: Kemitraan dan Teknologi Canggih
Triasmitra juga tengah fokus pada proyek SKKL Rising 8, yang menghubungkan Jakarta, Batam, dan Singapura. Proyek ini dikerjasamakan dengan PT Mora Telematika Indonesia (MORA).
Perizinan untuk SKKL Rising 8 telah mencapai tahap penerbitan Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut (PKKPRL) dari Kementerian Kelautan dan Perikanan. Izin Membangun dari Dirjen Hubla diharapkan terbit pada Juni 2025.
SKKL Rising 8 sepanjang 1.128,5 kilometer ini menggunakan teknologi sistem Repeater dengan kapasitas hingga 25 terabite (TB) per detik per fiber pair. Kabel dan repeater telah dimuat di atas kapal Bentang Bahari.
Pertumbuhan Triasmitra dan Proyeksi Masa Depan
Triasmitra menorehkan prestasi gemilang pada tahun 2024. Pendapatan perusahaan melonjak 42% mencapai Rp 556 miliar dibandingkan tahun sebelumnya.
Laba kotor mencapai Rp 206 miliar, sementara laba usaha mencapai Rp 84 miliar, meningkat 8% year-on-year (YoY). Keberhasilan ini menunjukkan strategi bisnis yang tepat.
Triasmitra berhasil mendapatkan pendapatan dari penjualan fiber pair kabel laut SKKL Rising 8 kepada tiga pelanggan utama. Perusahaan juga berhasil mendapatkan lima pelanggan baru untuk jaringan kabel darat Ultimate Java Backbone (UJB) dan dua pelanggan baru untuk proyek jaringan kabel laut Jakarta–Surabaya (JAYABAYA).
XL Axiata dan Fiberstar juga mempercayakan Triasmitra untuk menyediakan layanan Managed Service bagi infrastruktur SKKL Palembang–Sungai Liat.
Triasmitra menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 22% di tahun berikutnya, mencapai Rp 679 miliar.
Keberhasilan Triasmitra dalam proyek-proyek SKKL ini menunjukan potensi besar dalam pengembangan infrastruktur telekomunikasi di Indonesia. Dengan fokus pada penyelesaian proyek tepat waktu dan inovasi teknologi, Triasmitra siap menjadi pemain utama dalam menghubungkan Indonesia.
Komitmen Triasmitra untuk mengembangkan infrastruktur telekomunikasi yang handal menjanjikan kemajuan digital yang signifikan, khususnya di Indonesia Tengah. Langkah ini tidak hanya berdampak positif pada sektor telekomunikasi, tetapi juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial di wilayah tersebut.





