Sri Sultan HB X Imbau Keselamatan: Larangan Mandi Pantai Parangtritis

Sri Sultan HB X Imbau Keselamatan: Larangan Mandi Pantai Parangtritis
Sumber: Liputan6.com

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, kembali mengimbau wisatawan untuk menaati larangan berenang di Pantai Parangtritis. Imbauan ini disampaikan menyusul tingginya angka kunjungan wisata selama liburan sekolah dan untuk mencegah kecelakaan laut. Kesadaran pengunjung menjadi kunci utama dalam menjaga keamanan dan keselamatan di area pantai yang terkenal dengan ombaknya yang berbahaya tersebut.

Larangan berenang di Pantai Parangtritis sudah lama diberlakukan. Namun, masih banyak wisatawan, terutama yang berasal dari luar Yogyakarta, yang mengabaikannya. Hal ini sangat disayangkan oleh Sri Sultan HB X.

Keselamatan Bersama di Pantai Parangtritis

Sri Sultan HB X menekankan pentingnya kesadaran akan risiko berenang di laut selatan. Meskipun telah tersedia papan peringatan, namun jumlahnya dinilai masih perlu ditambah. Petugas keamanan di lapangan memiliki keterbatasan dalam mengawasi setiap individu.

Pencegahan kecelakaan laut di Parangtritis bergantung pada kesadaran individu. Upaya edukasi dan peningkatan jumlah papan peringatan menjadi langkah penting untuk mendukung hal tersebut.

Kepala Dinas Pariwisata DIY, Imam Pratanadi, menambahkan peran penting para pendamping, khususnya bagi rombongan pelajar. Mereka harus mengawasi siswa dan memastikan kepatuhan terhadap arahan petugas.

Pendamping siswa wajib memastikan keamanan anak didik mereka. Edukasi tentang bahaya laut selatan juga sangat penting sejak awal kunjungan.

Gerakan Wisata Bersih di Pantai Parangtritis

Pantai Parangtritis juga menjadi lokasi peluncuran Gerakan Wisata Bersih (GWB) oleh Kementerian Pariwisata pada 23 Januari 2025. Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, turut hadir dalam acara peluncuran tersebut.

GWB bertujuan untuk meningkatkan daya saing pariwisata Indonesia. Pilihan Pantai Parangtritis sebagai lokasi peluncuran didasari popularitasnya sebagai destinasi wisata utama di Yogyakarta, dengan jumlah pengunjung mencapai 2,77 juta pada tahun 2024.

Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana, menekankan pentingnya kesadaran menjaga kebersihan. Hal ini merupakan bagian dari upaya membangun pariwisata yang berkelanjutan.

GWB diharapkan dapat membangun kebiasaan bersih. Kesadaran jangka panjang dalam menjaga lingkungan pariwisata merupakan hal yang krusial.

Implementasi GWB di Joglosemar

Yogyakarta, bersama Solo dan Semarang (Joglosemar), menjadi salah satu dari delapan wilayah prioritas implementasi GWB. Program ini awalnya difokuskan pada lima destinasi wisata super prioritas dan dua Greater Destination.

Namun, model GWB di Joglosemar diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain. Menpar Widiyanti Putri Wardhana berharap GWB bukan hanya aksi sesaat, tetapi kebiasaan jangka panjang.

Program GWB dan Pariwisata Berkelanjutan di Indonesia

Tahun 2025 menjadi momentum penting dalam membangun pariwisata berkualitas dan berkelanjutan di Indonesia. Program GWB menjadi bagian dari upaya ini.

Pariwisata berkelanjutan tidak hanya meningkatkan ekonomi dan lapangan kerja. Namun, juga sebagai sarana memperkenalkan identitas Indonesia di dunia internasional.

Dengan menggabungkan upaya preventif seperti penambahan papan peringatan dan peningkatan kesadaran pengunjung, diharapkan dapat meminimalisir angka kecelakaan di Pantai Parangtritis. Kesadaran akan pentingnya keselamatan dan kebersihan lingkungan menjadi kunci utama dalam keberhasilan program ini dan kelangsungan pariwisata Indonesia.

Pos terkait