Petugas Pemadam Kebakaran Jakarta Timur berhasil mengevakuasi dua ular sanca pada Minggu malam, 22 Juni 2024. Ular-ular tersebut ditemukan di dua lokasi berbeda, yakni di sebuah rumah dan sebuah mushola. Kedua kejadian ini menunjukan pentingnya kewaspadaan terhadap keberadaan satwa liar di lingkungan pemukiman.
Tim penyelamat bertindak cepat dan profesional dalam menangani situasi ini, memastikan keamanan warga sekitar dan keselamatan reptil tersebut. Evakuasi dilakukan dengan peralatan yang memadai dan dilangsungkan dengan efisien.
Evakuasi Ular Sanca di Rumah Warga Cibubur
Ular sanca pertama ditemukan di plafon sebuah rumah sekaligus warung kelontong di Kompleks Perwira TNI Angkatan Darat (KPAD) Cibubur. Panjang ular diperkirakan mencapai 4,5 meter.
Laporan keberadaan ular diterima oleh petugas pada pukul 23.06 WIB. Keberadaan ular di plafon rumah menimbulkan kekhawatiran bagi penghuni rumah dan warga sekitar.
Empat personel Dinas Gulkarmat Jakarta Timur langsung dikerahkan ke lokasi. Mereka dilengkapi dengan peralatan khusus untuk menangani evakuasi satwa liar.
Proses evakuasi berlangsung selama kurang lebih 24 menit. Ular berhasil diamankan dengan selamat pada pukul 23.30 WIB tanpa ada korban jiwa maupun kerusakan berarti.
Evakuasi Ular Sanca di Mushola Bidara Cina
Tidak berselang lama, tim penyelamat kembali mendapat laporan mengenai keberadaan ular sanca di toilet sebuah mushola di Jalan Puskesmas, Bidara Cina, Jatinegara.
Pengurus mushola menemukan ular tersebut sekitar pukul 23.17 WIB saat melakukan pengecekan rutin sebelum menutup area mushola. Ular sanca yang ditemukan diperkirakan berukuran sekitar tiga meter.
Kejadian ini langsung dilaporkan kepada petugas Gulkarmat Jakarta Timur. Respon cepat dari petugas kembali ditunjukan dengan mengerahkan tim evakuasi.
Proses evakuasi di mushola juga melibatkan empat personel. Ular berhasil dievakuasi dengan aman pada pukul 23.35 WIB.
Nasib Kedua Ular Sanca Setelah Evakuasi
Kedua ular sanca yang berhasil dievakuasi dalam kondisi baik. Petugas memastikan penanganan yang humanis dan memperhatikan keselamatan reptil tersebut.
Setelah dievakuasi, kedua ular sanca akan dilepasliarkan ke habitat aslinya. Lokasi pelepasliaran akan dipilih agar tidak mengganggu aktivitas manusia dan memberikan lingkungan yang aman bagi ular.
Proses pelepasliaran ini merupakan bagian penting dari upaya pelestarian satwa liar. Dengan memindahkan ular ke habitat yang sesuai, diharapkan dapat mencegah konflik antara manusia dan hewan liar di masa mendatang.
Langkah ini juga menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan melindungi satwa liar.
Kesimpulannya, kejadian evakuasi dua ular sanca di Jakarta Timur ini menunjukkan pentingnya kerjasama antara warga dan petugas dalam menangani masalah satwa liar di lingkungan pemukiman. Respon cepat dan profesionalitas petugas Gulkarmat Jakarta Timur patut diapresiasi. Keberhasilan evakuasi dan rencana pelepasliaran kedua ular ini juga menunjukkan upaya pemerintah daerah untuk melindungi satwa liar dan menjaga keseimbangan ekosistem. Semoga kejadian ini dapat meningkatkan kewaspadaan warga dan menjadi pembelajaran bagi kita semua dalam hidup berdampingan dengan alam.
