Kuliner India kaya akan rempah dan cita rasa, dengan kari sebagai salah satu hidangan ikoniknya. Kari, dengan paduan bumbu yang harum dan gurih, disajikan bersama daging, sayuran, nasi, dan roti naan. Namun, tahukah Anda bahwa kata “kari” sendiri bukanlah berasal dari India?
Berdasarkan penelusuran berbagai sumber, termasuk buku “Curry: A Tale of Cooks and Conquerors” karya Lizzie Collingham, terungkap fakta mengejutkan tentang asal-usul kata dan bumbu kari. Bukannya berasal dari tradisi kuliner India, kata “kari” justru merupakan produk dari interpretasi dan penggolongan kuliner India oleh orang Eropa.
Asal-usul Bumbu Kari
Lizzie Collingham menjelaskan bahwa para koki India menyajikan berbagai macam hidangan seperti rogan josh, dopiaza, dan qorma. Orang Inggris kemudian menggabungkan semua hidangan tersebut di bawah satu istilah umum: kari.
Lebih lanjut, Susan Zlotnick, profesor bahasa Inggris di Vassar College, meneliti bagaimana perempuan-perempuan Inggris di era Raj Inggris berperan dalam “menjinakkan” kuliner India. Mereka mengadaptasi elemen-elemen kuliner India ke dalam masakan Inggris, sehingga kari pada dasarnya menjadi suatu konstruksi budaya Inggris.
Buku-buku masak populer pada abad ke-19, seperti “Book of Household Management” (1861) karya Isabella Beeton dan “Modern Cookery in all its Branches” (1845) karya Eliza Acton, banyak memuat resep kari yang menggunakan bubuk kari. Hal ini menunjukkan bagaimana kari telah diadaptasi dan dipopulerkan di Eropa.
Bahan-bahan utama dalam banyak masakan India modern, seperti cabai, kentang, dan tomat, sebenarnya berasal dari Amerika dan diperkenalkan melalui jalur perdagangan rempah-rempah. Perdagangan rempah-rempah ini sendiri memainkan peran besar dalam penaklukan kolonial Eropa.
Antropolog Akhil Gupta, dalam bukunya “Curried Cultures: Globalization, Food, and South Asia,” mencatat bahwa popularitas bubuk kari di Inggris mendorong penyebarannya ke Amerika bersama para imigran awal. Ini menunjukkan bagaimana sebuah bumbu bisa menyebar dan berevolusi melalui jalur perdagangan dan migrasi.
Penggunaan Kata “Kari”
Kedatangan Vasco da Gama ke Calicut pada 1498 menandai awal kehadiran Eropa di India. Kehadiran bangsa Eropa ini, terutama Inggris, mempengaruhi India secara signifikan, termasuk dalam pembentukan persepsi terhadap masakan India hingga saat ini.
Lizzie Collingham menyatakan bahwa asal usul kata “kari” masih diperdebatkan. Meskipun ada kemungkinan berasal dari kata Tamil “kari,” penggunaan kata tersebut oleh bangsa Portugis dan Inggris berbeda dengan penggunaannya di India.
Di sekitar Goa dan Cochin, kata “kari” menjadi istilah umum untuk merujuk pada makanan yang dikonsumsi oleh orang India. Ini menggambarkan bagaimana kata tersebut diadopsi dan diartikan ulang dalam konteks kolonial.
Lahirnya Bumbu Kari Bubuk
Selama periode kolonial, banyak juru masak India bekerja di rumah tangga orang Inggris. Mereka menyesuaikan hidangan mereka sesuai dengan selera orang Inggris, seringkali mengurangi rasa pedas dan menyesuaikan teksturnya.
Orang Inggris yang menikmati kari India kemudian mencoba membuat ulang hidangan tersebut di Inggris. Namun, proses pembuatan kari tradisional dianggap terlalu rumit dan memakan waktu. Inilah yang menyebabkan terciptanya bubuk kari.
Bubuk kari merupakan inovasi dari orang Inggris yang bertujuan untuk menyederhanakan proses pembuatan kari. Dengan bubuk kari, orang Inggris dapat membuat kari dengan lebih mudah dan cepat, bahkan di rumah mereka sendiri.
Singkatnya, kata “kari” dan bubuk kari yang populer saat ini merupakan hasil dari proses adaptasi dan transformasi kuliner yang terjadi selama era kolonial. Meskipun kari merupakan bagian tak terpisahkan dari kuliner India modern, asal-usulnya menyimpan cerita yang lebih kompleks dan mencerminkan dinamika sejarah dan budaya.





