Pesan Menyentuh Juliana Marins Sebelum Tragedi Rinjani

Pesan Menyentuh Juliana Marins Sebelum Tragedi Rinjani
Sumber: Liputan6.com

Pesan teks terakhir Juliana Marins (26), turis asal Brasil yang tewas terjatuh di Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada 21 Juni 2025, terungkap. Pesan tersebut mengungkapkan kasih sayang mendalamnya kepada keluarga dan keberaniannya menghadapi hidup.

Marins ditemukan tewas setelah terjatuh ke jurang saat mendaki gunung yang dianggap sakral oleh masyarakat Suku Sasak. Evakuasi jenazahnya menghadapi kesulitan akibat medan yang berbahaya dan cuaca buruk.

Pesan Perpisahan Juliana Marins

Dalam pesan teks kepada ibunya, Marins menyampaikan rasa cintanya yang begitu dalam. Ia mengungkapkan kesedihannya berpisah dengan keluarga.

“Mami, aku sangat mencintaimu. Aku patah hati saat kita berpisah,” tulis Marins dalam pesan tersebut, seperti yang dikutip dari terjemahan The Sun oleh program berita Brasil, Fantástico.

Marins juga mengungkapkan kekhawatirannya hanya pada satu hal: mengecewakan keluarganya. Selain itu, ia mengaku tak takut akan apa pun.

Ia menjelaskan bahwa didikan ibunya yang kuat dan berani telah membentuk kepribadiannya. Ia mewarisi keberanian dan tekad untuk mengejar mimpi.

Di akhir pesan, Marins kembali menegaskan cintanya kepada keluarga dan rasa terima kasihnya atas dukungan mereka. Hal inilah yang membuatnya merasa tak takut.

Upaya Penyelamatan dan Penemuan Jenazah

Marins jatuh dari tebing di sekitar Cemara Nunggal saat menuju puncak Gunung Rinjani. Tim penyelamat berupaya keras selama beberapa hari untuk mengevakuasinya.

Taman Nasional Gunung Rinjani mengumumkan melalui Facebook bahwa Marins terpantau melalui drone. Posisinya tersangkut di tebing batu sedalam 500 meter dan tampak tidak bergerak.

Upaya penyelamatan dipersulit oleh cuaca buruk dan medan yang berbahaya. Kondisi ini membuat evakuasi menjadi sangat sulit dilakukan.

Pada 24 Juni 2025, otoritas mengumumkan bahwa jenazah Marins telah ditemukan. Setelah empat hari bekerja keras, tim SAR Indonesia berhasil menemukannya.

Kementerian Luar Negeri Brasil menerbitkan pernyataan tentang penemuan jenazah tersebut. Pernyataan itu menyebutkan kesulitan yang dihadapi tim penyelamat.

Tuduhan Kelalaian dan Kepulangan Jenazah

Keluarga Marins membuat akun Instagram untuk mengikuti perkembangan upaya penyelamatan. Mereka mengkonfirmasi kematian Marins setelah jenazahnya ditemukan.

Keluarga Marins menyampaikan kesedihan mendalam dan rasa terima kasih atas dukungan yang telah diterima. Mereka mengungkapkan rasa kehilangan yang begitu besar.

Sehari setelah kematian Marins, keluarga menuduh adanya kelalaian dari tim penyelamat. Mereka berpendapat bahwa jika penyelamatan lebih cepat, Marins mungkin masih hidup.

Tuduhan kelalaian ini disampaikan melalui unggahan media sosial dan dilaporkan oleh TV Globo. Keluarga menuntut keadilan atas kematian Marins.

Jenazah Juliana Marins telah dipulangkan ke Brasil. Proses pemulangan melibatkan berbagai koordinasi antar instansi terkait.

Penerbangan jenazah dari Indonesia ke Brasil melalui Dubai telah dijadwalkan. Jenazah diberangkatkan dari Rumah Sakit Bali Mandara menuju Bandara Ngurah Rai.

Proses pemulangan jenazah melibatkan koordinasi dengan pihak kepolisian dan perusahaan transportasi. Kepolisian Bali memberikan bantuan ambulans dan pengawalan.

Insiden ini menimbulkan duka mendalam bagi keluarga dan memicu berbagai reaksi dari pemerintah Brasil dan Indonesia. Peristiwa ini menjadi sorotan dan pelajaran penting bagi keselamatan pendaki.

Kisah tragis Juliana Marins menyoroti pentingnya persiapan yang matang dan respon cepat dalam penyelamatan di daerah terpencil. Semoga kejadian ini dapat menjadi pembelajaran berharga untuk meningkatkan standar keselamatan pendakian di masa depan. Upaya keluarga untuk mendapatkan keadilan juga perlu diperhatikan sebagai bagian dari proses penyelesaian kasus ini.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *