Kementerian Pariwisata (Kemenpar) gencar menyosialisasikan Surat Edaran mengenai libur sekolah tahun 2025. Tujuannya? Agar pemerintah daerah, asosiasi, dan pelaku usaha pariwisata siap menghadirkan pengalaman wisata yang aman, nyaman, dan berkesan bagi para wisatawan, khususnya keluarga dan anak-anak. Sosialisasi ini merupakan langkah penting untuk mengantisipasi lonjakan wisatawan selama periode liburan sekolah.
Libur sekolah memang selalu menjadi momen puncak peningkatan mobilitas masyarakat dan aktivitas ekonomi di sektor pariwisata. Hal ini juga berpotensi meningkatkan risiko keamanan dan kenyamanan. Oleh karena itu, persiapan yang matang dari berbagai pihak sangat krusial.
Koordinasi Pemerintah Pusat dan Daerah untuk Pariwisata Aman
Kemenpar melakukan sosialisasi Surat Edaran secara virtual pada Senin, 23 Juni 2024, bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri. Sosialisasi ini menjangkau kepala daerah provinsi dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Menteri Pariwisata, dalam keterangan resminya, mengapresiasi kolaborasi ini sebagai langkah strategis untuk memastikan keamanan dan kenyamanan wisatawan.
Pemerintah daerah didorong untuk menerapkan standar CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability) secara konsisten. Standar usaha pariwisata berbasis risiko juga harus diterapkan, serta koordinasi yang intensif dengan berbagai pihak terkait. Tujuannya adalah untuk menciptakan lingkungan wisata yang tertib dan aman bagi semua.
Peran Penting Pelaku Usaha Pariwisata
Pelaku usaha pariwisata, khususnya pengelola daya tarik wisata, memiliki peran yang sangat penting. Mereka diimbau untuk memberikan pelayanan prima, memastikan pelaksanaan SOP dan standar K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) terpenuhi. Khususnya, perhatian khusus harus diberikan pada wahana dengan risiko tinggi.
Pengelola juga harus aktif menyampaikan informasi destinasi kepada wisatawan melalui berbagai media, baik secara langsung maupun daring. Fasilitas pendukung seperti *rest area* yang memadai untuk pengemudi juga perlu disediakan. Semua ini bertujuan untuk memastikan kenyamanan dan keselamatan wisatawan selama berlibur.
Partisipasi Aktif Masyarakat untuk Wisata yang Berkesan
Tidak hanya pemerintah dan pelaku usaha, partisipasi aktif masyarakat juga sangat dibutuhkan. Masyarakat diimbau untuk mematuhi peraturan di destinasi wisata, melakukan penilaian risiko, dan memahami modul CHSE dan kebencanaan yang telah disiapkan.
Kemenpar juga mendorong masyarakat untuk berperan aktif dalam memantau situasi destinasi wisata. Ini termasuk memberikan informasi perkembangan situasi, menjaga keamanan dan keselamatan, serta menjaga kebersihan dan kenyamanan di destinasi wisata. Kolaborasi antara semua pihak akan menciptakan destinasi wisata yang aman dan nyaman.
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenpar, Hariyanto, menambahkan bahwa Surat Edaran tersebut dilengkapi dengan 22 modul panduan mitigasi risiko. Modul-modul ini diharapkan dapat menjadi panduan dan referensi bagi semua pihak terkait dalam menciptakan destinasi wisata yang aman dan nyaman. Modul ini mencakup berbagai aspek, mulai dari keselamatan hingga pengelolaan yang berkelanjutan.
Kesimpulan: Sinergi Menuju Destinasi Wisata yang Aman dan Nyaman
Sosialisasi Surat Edaran Kemenpar mengenai libur sekolah 2025 merupakan langkah proaktif untuk menciptakan pengalaman wisata yang positif dan berkesan. Sinergi antara pemerintah pusat dan daerah, pelaku usaha, dan masyarakat sangat penting. Dengan kolaborasi yang kuat dan persiapan yang matang, diharapkan liburan sekolah 2025 akan menjadi momen yang aman, nyaman, dan berkesan bagi semua wisatawan di Indonesia. Perhatian terhadap aspek keselamatan, kesehatan, dan kelestarian lingkungan akan menjadi kunci keberhasilan upaya ini. Harapannya, sektor pariwisata Indonesia dapat terus berkembang dengan mengedepankan prinsip-prinsip keberlanjutan dan keamanan.
