Le Minerale, perusahaan air minum dalam kemasan, menunjukkan komitmennya terhadap pelestarian lingkungan dengan berpartisipasi aktif dalam Pameran Lingkungan Hidup Sedunia 2025. Keikutsertaan ini sejalan dengan upaya pemerintah Indonesia untuk mengurangi sampah plastik yang mencemari laut, sesuai dengan Peraturan Presiden No. 83 tahun 2018. Partisipasi Le Minerale bukan hanya sekadar simbolis, tetapi merupakan aksi nyata dalam mendukung target pengurangan sampah plastik.
Pameran yang berlangsung di Assembly Hall Jakarta Convention Center (JCC) pada 22-24 Juni 2025 ini menjadi platform bagi Le Minerale untuk memamerkan inovasi dan komitmennya dalam pengelolaan sampah plastik. Mereka turut serta dalam kampanye besar untuk mencapai target pengurangan sampah laut hingga 70% di tahun 2025.
Dukungan Le Minerale terhadap Pengurangan Sampah Plastik
Le Minerale memamerkan berbagai produk inovatif yang terbuat dari daur ulang kemasan plastik PET. Kerja sama dengan PT Bumi Indus Padma Jaya, pabrik daur ulang berstandar food grade di Jawa Timur, menjadi kunci keberhasilan inisiatif ini. Proses daur ulang yang diterapkan pun telah memenuhi standar yang ketat.
Kemasan plastik PET bekas, jika dikelola dengan baik, dapat diubah menjadi barang-barang bermanfaat. Hal ini menunjukkan bahwa sampah plastik tidak selamanya menjadi masalah, tetapi dapat menjadi sumber daya yang bernilai ekonomi dan lingkungan. Inilah inti dari komitmen Le Minerale terhadap ekonomi sirkular.
Penerapan Ekonomi Sirkular dalam Bisnis Le Minerale
Sustainability Manager Le Minerale, Tania Ariningtyas, menjelaskan komitmen perusahaan terhadap ekonomi sirkular. Penekanan diberikan pada setiap tahapan bisnis, mulai dari pemilihan bahan baku hingga pengelolaan kemasan pasca konsumsi.
Proses ekonomi sirkular yang diterapkan Le Minerale ini meliputi seluruh siklus hidup produk. Hal ini meliputi pemilihan bahan baku ramah lingkungan, proses produksi yang efisien, hingga pengelolaan sampah pasca konsumsi. Tujuannya adalah meminimalisir dampak lingkungan dan menciptakan nilai tambah dari limbah.
Inovasi Produk Daur Ulang dari Le Minerale
Salah satu hasil nyata dari komitmen Le Minerale adalah produk-produk inovatif yang dihasilkan dari daur ulang plastik rPET (recycled PET). Kerja sama dengan brand lokal Kivee dan Pijak Bumi menghasilkan produk-produk seperti baju dan sepatu.
Produk-produk daur ulang ini menunjukkan bahwa barang bekas dapat diubah menjadi produk baru yang berkualitas dan nyaman digunakan. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa produk daur ulang tidak kalah bersaing dengan produk konvensional. Inovasi ini diharapkan mampu mengubah persepsi masyarakat tentang barang daur ulang.
Tantangan Pengelolaan Sampah di Indonesia dan Solusi Le Minerale
Data Kementerian Lingkungan Hidup menunjukkan tingginya jumlah timbulan sampah di Indonesia, mencapai 56,6 juta ton pada tahun 2023. Hanya 39,01% yang berhasil dikelola dengan baik, sementara sisanya masih membutuhkan penanganan yang lebih optimal.
Walaupun angka daur ulang plastik PET tergolong tinggi (71% menurut studi SWI dan IPR), masih diperlukan upaya lebih untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Le Minerale aktif menjalankan program edukasi kreatif untuk mendorong masyarakat lebih aktif dalam pengelolaan sampah plastik.
Program Edukasi Le Minerale
- Le Minerale secara aktif menjalankan berbagai program edukasi. Tujuannya adalah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengolahan sampah plastik.
- Program edukasi tersebut antara lain berupa workshop dan seminar yang menekankan pentingnya pemilahan sampah.
- Selain itu, Le Minerale juga mempromosikan penggunaan produk daur ulang sebagai bukti nyata manfaat pengelolaan sampah.
Melalui berbagai program edukasi yang kreatif, Le Minerale berupaya mengubah persepsi masyarakat tentang sampah plastik. Dengan begitu, diharapkan pengelolaan sampah plastik dapat lebih optimal dan berkontribusi pada pelestarian lingkungan. Partisipasi aktif Le Minerale dalam Pameran Lingkungan Hidup Sedunia 2025 menjadi bukti nyata komitmen mereka dalam upaya mengurangi sampah plastik dan mendukung program pemerintah. Keberhasilan program ini tentunya membutuhkan kerja sama dari seluruh pihak, termasuk pemerintah, produsen, dan masyarakat.
