Lapangan MetLife: Dortmund Kecam, Lebih Cocok Golf Ketimbang Bola?

Pelatih Borussia Dortmund, Niko Kovac, geram usai kekalahan timnya dari Real Madrid di perempat final Piala Dunia Antarklub 2025. Kekecewaan Kovac bukan hanya karena hasil pertandingan, tetapi juga menyasar kualitas lapangan Stadion MetLife, New Jersey, tempat pertandingan berlangsung. Ia menilai kondisi lapangan dan cuaca sangat berpengaruh pada performa timnya. Kritik pedas dilontarkan Kovac pasca pertandingan. Ia menganggap lapangan lebih cocok untuk bermain golf daripada sepak bola profesional. Pernyataan tersebut menjadi sorotan dan memicu perdebatan mengenai kesiapan infrastruktur stadion untuk event sepak bola kelas dunia.

Lapangan MetLife: Lebih Cocok untuk Golf?

Kovac tak segan-segan menyatakan ketidakpuasannya terhadap kondisi rumput Stadion MetLife. Menurutnya, rumput terlalu pendek, tidak ideal untuk permainan sepak bola tingkat tinggi seperti di Bundesliga. Ia juga menyoroti sistem penyiraman yang dinilai kurang memadai. Kondisi rumput yang terlalu kering membuat permukaan lapangan lengket dan menyulitkan para pemain. FIFA belum memberikan tanggapan resmi terkait kritik keras Kovac ini. Namun, pernyataan tersebut tentu saja menjadi perhatian mengingat Stadion MetLife juga akan menjadi tuan rumah untuk semifinal, final Piala Dunia Antarklub 2025, dan final Piala Dunia 2026.

Suhu Ekstrem Penghambat Performa

Selain kondisi lapangan, Kovac juga menyoroti suhu udara yang tinggi saat pertandingan. Suhu mencapai 30 derajat Celsius pada saat kick-off pukul 16.00 waktu setempat. Matahari menyengat langsung ke lapangan, membuat kondisi semakin berat bagi para pemain. Situasi ini diperkirakan akan terulang pada Piala Dunia 2026. Sebagian besar dari 11 kota penyelenggara di Amerika Serikat memiliki stadion tanpa atap atau pendingin ruangan. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi FIFA dan panitia penyelenggara. Kovac berharap agar jadwal pertandingan di masa mendatang dapat mempertimbangkan faktor cuaca. Ia menilai, waktu kick-off yang lebih sore dapat meningkatkan intensitas permainan.

Pengalaman Buruk di Amerika Serikat

Dortmund telah menjalani beberapa pertandingan di Amerika Serikat sebelum laga melawan Real Madrid. Mereka sebelumnya bermain di Stadion TQL, Cincinnati, dan Stadion Mercedes-Benz di Atlanta. Kovac mengungkapkan pengalaman kurang menyenangkan di Cincinnati. Pada pertandingan pertama di Cincinnati, yang dimainkan pukul 12 siang, suhu lapangan mencapai 45 derajat Celsius. Kovac menekankan betapa sulitnya bermain dalam suhu ekstrem tersebut. Kondisi di pertandingan kedua di Cincinnati yang dimainkan pukul 3 sore juga masih tergolong panas dengan suhu sekitar 35 derajat Celsius. Kovac berharap ada pertimbangan mengenai waktu kick-off agar pertandingan berjalan lebih optimal. Pernyataan Kovac ini menjadi perhatian serius bagi penyelenggara turnamen dan juga FIFA. Persiapan matang dan memperhatikan berbagai faktor, termasuk kondisi lapangan dan cuaca, menjadi krusial agar Piala Dunia Antarklub dan Piala Dunia 2026 dapat berjalan lancar dan memberikan pengalaman terbaik bagi pemain dan penonton. Kritik dari pelatih berpengalaman seperti Kovac patut menjadi bahan evaluasi dan perbaikan untuk penyelenggaraan event-event besar di masa depan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *