Festival Jakarta Muharram 1447 H, yang semula direncanakan meriah di sepanjang Jalan Sudirman-Thamrin, mengalami perubahan rencana. Gubernur Jakarta, Pramono Anung, memastikan acara tersebut tidak dibatalkan, melainkan dialihkan pelaksanaannya ke masing-masing wilayah kota administrasi Jakarta.
Keputusan ini diambil untuk menghindari penutupan jalan protokol yang berpotensi menimbulkan kemacetan parah di Ibu Kota. Pramono menegaskan komitmen pemerintah provinsi untuk tetap menyelenggarakan perayaan Tahun Baru Islam, namun dengan pendekatan yang berbeda.
Jakarta Muharram Festival 2025 Tetap Berlangsung di Tingkat Wilayah
Perayaan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 H, yang dijadwalkan pada Sabtu, 5 Juli 2025, awalnya akan dipusatkan di Jalan Sudirman-MH Thamrin dengan pawai obor. Namun, rencana tersebut diubah demi kenyamanan masyarakat dan kelancaran lalu lintas.
Pramono Anung menyatakan, penutupan jalan protokol akan memicu kemacetan dan polemik. Oleh karena itu, diputuskan untuk menyelenggarakan perayaan di tingkat kota dan kabupaten administratif masing-masing.
Hal ini memungkinkan perayaan tetap semarak namun tanpa mengganggu aktivitas masyarakat di pusat kota. Setiap wilayah dapat mengatur acara sesuai dengan kondisi dan karakteristiknya masing-masing.
Harapan Gubernur Terhadap Antusiasme Masyarakat
Meskipun format perayaan berubah, Gubernur Pramono Anung tetap berharap masyarakat tetap antusias merayakan Tahun Baru Islam. Ia menekankan pentingnya partisipasi aktif di tingkat komunitas.
Dengan penyelenggaraan di tingkat wilayah, diharapkan masyarakat dapat lebih mudah mengakses dan berpartisipasi dalam kegiatan. Ini juga meminimalkan potensi gangguan lalu lintas dan kemacetan.
Pramono berharap perayaan tetap semarak, seperti tahun-tahun sebelumnya, meskipun tidak terpusat di satu lokasi. Ia meyakini semangat perayaan akan tetap terasa di seluruh penjuru Jakarta.
Alasan Pembatalan Konsentrasi Acara di Sudirman-Thamrin
Staf Khusus Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Bidang Komunikasi Publik, Chico Hakim, menjelaskan pertimbangan di balik perubahan rencana. Selain potensi kemacetan, pertimbangan lain juga turut dipertimbangkan.
Sosialisasi yang kurang panjang juga menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berharap perayaan dapat lebih terintegrasi dengan komunitas masyarakat.
Pemprov DKI Jakarta mendorong pelaksanaan peringatan 1 Muharram di tingkat komunitas dan bekerja sama dengan instansi kewilayahan. Ini diharapkan dapat menjangkau lebih banyak warga dan meningkatkan partisipasi masyarakat.
Panggung yang sudah disiapkan di Bundaran HI pun tidak dibongkar, karena akan tetap digunakan untuk acara “Jakarta Dalam Warna” yang juga telah direncanakan sebelumnya.
Kesimpulannya, perubahan rencana Jakarta Muharram Festival 2025 bukanlah pembatalan acara, melainkan upaya adaptasi untuk memastikan perayaan tetap meriah dan tidak mengganggu aktivitas masyarakat. Dengan dialihkannya acara ke tingkat wilayah, diharapkan perayaan Tahun Baru Islam dapat lebih inklusif dan melibatkan partisipasi aktif dari seluruh warga Jakarta.





