Ketegangan antara Iran dan Israel telah menyebabkan kekacauan di bandara Doha, Qatar. Serangan rudal Iran ke pangkalan udara Al Udeid milik AS di Qatar mengakibatkan penutupan sementara wilayah udara, menyebabkan pembatalan dan pengalihan sejumlah penerbangan.
Banyak pelancong internasional yang terdampak, mengalami penundaan dan ketidakpastian perjalanan mereka. Insiden ini menyoroti dampak konflik internasional terhadap perjalanan udara sipil dan keamanan penerbangan global.
Pengakuan Turis yang Terjebak
Maddie Wilcox, seorang *makeup artist* yang berlibur ke Eropa, mengalami pengalihan penerbangannya saat dalam perjalanan menuju Doha. Penerbangan Qatar Airways-nya terpaksa mendarat darurat di Goa, India, sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan ke Doha.
Wilcox menggambarkan pengalamannya tersebut sebagai “menakutkan” dalam video TikTok-nya. Ia mengungkapkan rasa khawatirnya selama penerbangan dan lega bisa mendarat dengan selamat di Doha.
Sementara itu, Darren Flindell, yang sedang dalam perjalanan dari Sydney ke Dublin melalui Doha, menyaksikan langsung serangan rudal Iran dari bar atap Tropicana 360. Ia menggambarkan momen tersebut sebagai “sangat meresahkan” dan langsung merekam kejadian tersebut dengan ponselnya.
Flindell mengatakan rudal-rudal tersebut tampak datang dari berbagai arah, termasuk serangan balasan dari sistem pertahanan udara Qatar. Kejadian ini berlangsung selama kurang lebih 10 hingga 15 menit.
Penundaan Penerbangan dan Respons Qatar Airways
Qatar Airways mengumumkan pembukaan kembali wilayah udara Qatar dan melanjutkan penerbangan setelah insiden tersebut. Namun, pihak maskapai memperingatkan kemungkinan penundaan yang signifikan.
Dalam pernyataan resminya, Qatar Airways menekankan prioritas utama mereka adalah keselamatan penumpang dan awak. Mereka juga memperkerjakan tambahan staf darat untuk membantu penumpang yang terdampak.
Maskapai tersebut menyarankan penumpang untuk memeriksa website dan aplikasi seluler mereka sebelum melakukan perjalanan untuk informasi terkini tentang jadwal penerbangan. Penundaan yang signifikan diantisipasi akibat dari gangguan tersebut.
Dampak Terganggunya Perjalanan Udara
Keith Tonkin, pakar penerbangan Australia, menjelaskan bahwa suatu negara berhak menutup wilayah udaranya kapan saja. Penutupan ini bisa berlaku secara instan, memaksa pesawat untuk melakukan pengalihan rute di udara.
Bahkan tanpa penutupan resmi, Tonkin mengingatkan adanya bahaya lain yang perlu dihindari. Hal ini termasuk kemungkinan adanya pesawat lain yang tengah mengangkut senjata dan melintasi wilayah tersebut. Akibatnya, penutupan wilayah udara menyebabkan gangguan dan dampak signifikan terhadap penerbangan sipil.
Penutupan wilayah udara membatasi rute penerbangan, menyebabkan kemacetan dan penundaan. Pesawat terpaksa menempuh jalur yang lebih panjang, meningkatkan biaya operasional karena konsumsi bahan bakar yang lebih besar.
Insiden ini menunjukkan kerentanan perjalanan udara terhadap konflik geopolitik. Kejadian di Doha menyoroti betapa cepat konflik internasional dapat mengganggu perjalanan dan menekankan pentingnya pemantauan situasi keamanan sebelum perjalanan, serta kesigapan maskapai dalam menangani situasi darurat.
Selain itu, peristiwa ini juga menjadi pengingat betapa pentingnya koordinasi dan kerjasama antara otoritas penerbangan dan maskapai dalam memastikan keselamatan penumpang selama krisis global. Kejadian ini menunjukkan betapa kompleksnya tantangan yang dihadapi industri penerbangan dalam menjaga kelancaran dan keselamatan operasional di tengah situasi yang tidak menentu.





