BNPT Bongkar 13 Kitab Suci Teroris: Ideologi Mematikan Tersebar Lewat Literatur?

BNPT Bongkar 13 Kitab Suci Teroris: Ideologi Mematikan Tersebar Lewat Literatur?
Sumber: Suara.com

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) semakin gencar mencegah radikalisme di dunia pendidikan. Langkah terbaru mereka adalah berkolaborasi dengan perguruan tinggi.

BNPT Gandeng UIN Syekh Nurjati Cirebon Lawan Radikalisme

Salah satu kolaborasi tersebut terjalin dengan Universitas Islam Negeri Siber Syekh Nurjati Cirebon (UINSSC). Kerja sama ini diwujudkan dalam acara bedah buku bertema “Tercerahkan dalam Kedamaian”.

Kegiatan bedah buku ini berlangsung pada Senin, 16 Juni 2025. Acara ini dihadiri oleh Direktur Penegakan Hukum BNPT, Brigjen Sigit Widodo.

Brigjen Sigit menjelaskan pentingnya pencegahan radikalisme sejak dini. Hal ini mengingat radikalisasi seringkali menjadi awal mula tindak pidana terorisme.

Bedah Buku: Mengupas Literasi Ekstrem dan Upaya Kontra Radikalisasi

Buku-buku yang dibahas berasal dari literatur ekstrem yang disita Densus 88 dari kelompok teroris. Ini membuktikan peran penting literatur dalam membentuk ideologi kekerasan.

BNPT melakukan kajian mendalam terhadap literatur tersebut. Kajian melibatkan berbagai pihak, mulai dari akademisi hingga mantan narapidana terorisme.

Hasilnya, BNPT menerbitkan dua buku edukatif. Buku tersebut berjudul “Tercerahkan dalam Kedamaian: Secercah Kisah Mantan” dan “Tercerahkan dalam Kedamaian: Menggali Akar Radikal Terorisme di Indonesia”.

Sigit menekankan pentingnya literasi positif dalam melawan paham radikal. Buku-buku ini diharapkan dapat menyebarkan pesan perdamaian dan pencerahan.

Dukungan Rektor UINSSC dan Harapan untuk Masa Depan

Rektor UINSSC, Prof. Dr. H. Aan Jaelani, M.Ag., menyambut baik inisiatif BNPT. Beliau melihat kegiatan ini sebagai sinergi penting dalam mencegah paham radikal.

Acara bedah buku diharapkan dapat menjangkau mahasiswa dan dosen. Tujuannya agar mereka aktif melawan dan mencegah masuknya paham radikal terorisme.

Brigjen Sigit berharap kolaborasi ini dapat menciptakan Indonesia yang maju, damai, dan bebas dari kekerasan. Upaya pencegahan radikalisme harus dilakukan secara bersama-sama.

Dengan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif seperti ini, diharapkan upaya kontra radikalisme di lingkungan pendidikan dapat semakin efektif dan berkelanjutan, menciptakan generasi muda yang toleran dan cinta damai.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *