Bangun Konektivitas: Atasi Tantangan Regulasi & Modal Sekarang

Bangun Konektivitas: Atasi Tantangan Regulasi & Modal Sekarang
Sumber: Antaranews.com

Indonesia tengah berpacu mengejar ketertinggalan konektivitas internet. Pemerintah menyadari pentingnya akses internet yang merata dan cepat untuk menunjang kemajuan ekonomi dan sosial. Namun, perjalanan menuju infrastruktur digital yang ideal dihadapkan pada berbagai tantangan, seperti yang diungkapkan oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Kominfo). Tantangan tersebut mencakup harmonisasi kebijakan, keterbatasan modal, dan kecepatan internet yang masih rendah dibandingkan negara-negara tetangga.

Pemerintah berupaya keras untuk mengatasi kendala ini melalui berbagai program dan inisiatif, termasuk konferensi International Conference on Infrastructure (ICI) 2025. Konferensi ini menjadi wadah kolaborasi strategis antar pemerintah, swasta, dan investor untuk membahas solusi konkret guna percepatan pembangunan infrastruktur digital di Indonesia.

Harmonisasi Kebijakan dan Regulasi: Kunci Konektivitas yang Merata

Salah satu tantangan terbesar dalam membangun konektivitas internet di Indonesia adalah harmonisasi kebijakan dan regulasi. Direktur Strategis dan Kebijakan Infrastruktur Digital Kominfo, Denny Setiawan, menuturkan perlunya sinkronisasi antara pemerintah pusat dan daerah, serta berbagai pemangku kepentingan terkait.

Proses pembangunan infrastruktur, misalnya pemasangan kabel internet di sepanjang jalan, membutuhkan koordinasi yang kompleks. Hal ini menuntut adanya mekanisme yang efisien dan terintegrasi untuk mempercepat perizinan dan proses implementasi di lapangan.

Keterbatasan Modal: Tantangan Investasi di Sektor Digital

Investasi menjadi faktor krusial dalam pembangunan infrastruktur digital. Sayangnya, Denny Setiawan menjelaskan bahwa keterbatasan modal menjadi hambatan utama.

Berbeda dengan sektor lain seperti transportasi atau pekerjaan umum, investasi di bidang digital mayoritas bersumber dari industri swasta. Hal ini membuat ketersediaan modal menjadi fluktuatif dan rentan terhadap dinamika pasar. Pemerintah perlu merancang strategi yang lebih efektif untuk menarik investasi asing dan domestik agar pembangunan infrastruktur digital berjalan berkelanjutan.

Mekanisme Pendanaan yang Inovatif

Pemerintah dapat mempertimbangkan berbagai skema pembiayaan yang inovatif, seperti kemitraan publik-swasta (KPSP) yang lebih terstruktur dan transparan. Skema ini dapat mengurangi beban keuangan pemerintah dan sekaligus menarik minat investor swasta.

Penting juga untuk memberikan insentif fiskal dan non-fiskal kepada investor yang berpartisipasi dalam proyek infrastruktur digital. Hal ini dapat berupa pengurangan pajak, percepatan proses perizinan, serta kemudahan akses pembiayaan.

Kecepatan Internet yang Rendah: Mengejar Ketertinggalan

Kecepatan internet di Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara. Data Speedtest Global Index edisi Desember 2024 menunjukkan rata-rata kecepatan internet *fixed broadband* Indonesia hanya 32,07 Mbps. Angka ini masih di bawah Kamboja yang mencapai 46.14 Mbps.

Keterbatasan infrastruktur, terutama di daerah terpencil, menjadi penyebab utama rendahnya kecepatan internet. Perlu adanya perluasan jaringan fiber optik dan peningkatan kapasitas jaringan yang ada.

Pentingnya Infrastruktur Fiber Optik

Perluasan jaringan fiber optik merupakan investasi jangka panjang yang krusial. Jaringan fiber optik menawarkan kapasitas dan kecepatan yang jauh lebih tinggi dibandingkan teknologi lain. Investasi ini akan mendukung pertumbuhan ekonomi digital di masa depan.

Selain perluasan infrastruktur, peningkatan kualitas layanan internet juga perlu diperhatikan. Hal ini mencakup peningkatan kapasitas jaringan, optimalisasi teknologi, dan peningkatan kualitas layanan pelanggan.

ICI 2025, yang diselenggarakan di Jakarta Convention Center (JCC) pada 11-12 Juni 2025, menjadi salah satu upaya pemerintah untuk mengatasi tantangan tersebut. Konferensi ini difokuskan pada lima topik utama, yaitu infrastruktur perkotaan, konektivitas, perumahan dan kawasan, infrastruktur tahan gangguan lingkungan, dan pembiayaan infrastruktur. Dari konferensi ini diharapkan tercipta kolaborasi yang kuat antara pemerintah, swasta, dan investor untuk pembangunan infrastruktur yang komprehensif. Presiden Prabowo Subianto sendiri telah menginstruksikan Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono, untuk membangun kolaborasi strategis ini. Harapannya, melalui kerja sama yang terintegrasi, Indonesia dapat mempercepat pembangunan infrastruktur digitalnya dan mengejar ketertinggalan dari negara-negara lain. Tantangan memang besar, namun dengan komitmen dan strategi yang tepat, Indonesia mampu mewujudkan konektivitas internet yang merata dan cepat untuk kemajuan bangsa.

Pos terkait