Bandung Zoo Ditutup! Konflik Pengelolaan, Izin Konservasi Dipertanyakan

Bandung Zoo Ditutup! Konflik Pengelolaan, Izin Konservasi Dipertanyakan
Sumber: Liputan6.com

Bandung Zoo, salah satu destinasi wisata edukasi di Jawa Barat, terpaksa ditutup sementara. Penutupan ini dipicu oleh konflik internal yang berkepanjangan antara dua kubu yang sama-sama mengaku sebagai manajemen sah kebun binatang tersebut.

Penutupan dilakukan sebagai langkah antisipasi agar pengunjung tidak terdampak langsung oleh konflik yang terjadi. Pihak manajemen berharap penutupan ini bersifat sementara dan operasional Bandung Zoo dapat kembali normal dalam waktu dekat.

Konflik Internal dan Dampaknya

Konflik internal di Bandung Zoo telah berlangsung cukup lama. Akibatnya, sejumlah hewan dilaporkan mati, diduga karena lemahnya koordinasi dalam perawatan akibat dualisme kepemimpinan.

Sulhan Syafi’i, Humas Bandung Zoo, mengungkapkan telah terjadi kematian tujuh satwa sejak 20 Maret 2025. Hewan yang mati meliputi beberapa jenis burung dan binturong.

Pihak Humas menyatakan bahwa perawatan hewan dan pemberian pakan tetap berjalan normal meski kebun binatang ditutup. Hal ini bertujuan untuk memastikan kesejahteraan satwa tetap terjaga selama masa penutupan.

Upaya Pemerintah Kota Bandung

Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mendesak Kementerian Kehutanan untuk meninjau ulang izin konservasi eks situ yang diberikan kepada pengelola Bandung Zoo.

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, mengungkapkan kekecewaannya atas konflik yang berlarut-larut ini. Berbagai upaya mediasi telah dilakukan, namun perselisihan terus berlanjut.

Pemkot Bandung menyatakan kesiapannya untuk mengambil alih pengelolaan Bandung Zoo jika konflik tidak kunjung selesai. Namun, hal ini terkendala izin konservasi yang diberikan langsung oleh Kemenhut.

Walikota Farhan menyesalkan penutupan sementara Bandung Zoo. Ia berharap ini menjadi momentum bagi pengelola untuk menunjukkan tanggung jawab dan menyelesaikan masalah internal.

Serikat Pekerja Menuntut Kejelasan

Serikat Pekerja Mandiri Derenten (SPMD) Bandung Zoo juga ikut angkat bicara. Mereka meminta agar pihak yang dianggap tidak memiliki legalitas untuk meninggalkan kebun binatang.

Ketua SPMD Bandung Zoo, Yaya Suhaya, menjelaskan bahwa dualisme kepemimpinan menimbulkan keresahan dan mengganggu operasional. SPMD meminta kejelasan mengenai legalitas pengelola yang sah.

SPMD mengatakan situasi dualisme kepemimpinan ini telah terjadi sejak 20 Maret 2025. Kondisi ini membuat karyawan bingung, tidak fokus bekerja, dan merasa tidak nyaman.

Konflik di Bandung Zoo menyoroti pentingnya tata kelola yang baik dalam lembaga konservasi. Kejelasan legalitas dan penyelesaian konflik internal menjadi kunci agar operasional kebun binatang dapat berjalan lancar dan satwa tetap terlindungi. Semoga konflik ini segera terselesaikan dan Bandung Zoo dapat kembali dibuka untuk umum.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *