Bahaya Pembalut Kedaluwarsa Kemasan Ulang: Jangan Beli!

Bahaya Pembalut Kedaluwarsa Kemasan Ulang: Jangan Beli!
Sumber: Liputan6.com

Belakangan ini, beredar video di media sosial yang mengungkap praktik berbahaya: penjualan pembalut kedaluwarsa yang dikemas ulang atau biasa disebut pembalut repack. Produk ini dijual dengan harga murah, sehingga menarik minat pembeli. Namun, konten kreator Koh Steve (@kosteve_ di Instagram) memperingatkan bahaya besar yang mengintai di balik harga tersebut.

Koh Steve, yang dikenal kerap mengulas barang palsu, menyebut praktik ini “sangat sadis”. Ia membeli pembalut repack dari sebuah platform jual beli online, dengan keterangan produk “PEMBALUT REPACK CHARM 35cm”. Video tersebut diunggah pada 26 Juni 2025 dan langsung menuai banyak perhatian.

Bahaya Pembalut Kedaluwarsa yang Dikemas Ulang

Dalam videonya, Koh Steve menunjukkan kondisi pembalut repack yang diterimanya. Ia menilai produk tersebut tak layak edar dan diduga merupakan produk kedaluwarsa yang seharusnya dimusnahkan.

Sekantong pembalut repack berisi 50 pcs dijual seharga Rp45.000. Koh Steve menegaskan bahwa ia memiliki bukti, karena pernah mengunjungi perusahaan pengelola limbah pembalut, yang bertugas memusnahkan produk kedaluwarsa.

Ia memperingatkan bahwa pembalut tersebut kemungkinan besar sudah melewati masa pakai dan seharusnya sudah dibuang, namun justru dikemas ulang dan dijual kembali. Ini jelas membahayakan kesehatan konsumen.

Kapan Pembalut Kedaluwarsa?

Meskipun Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) tidak mewajibkan pencantuman tanggal kedaluwarsa pada pembalut atau tampon, banyak merek yang mencantumkannya. Konsumen sebaiknya selalu memeriksa tanggal tersebut.

Seorang spesialis kesehatan wanita, Sara Youngblood dari Cleveland Clinic, menjelaskan bahwa katun, bahan utama pembalut, rentan terhadap pertumbuhan bakteri dan jamur seiring waktu. Penyimpanan di tempat lembap, seperti kamar mandi, mempercepat proses ini.

Meskipun umumnya tampon digunakan sebelum mencapai batas lima tahun, risiko penggunaan tampon berjamur tetap ada. Oleh karena itu, perlu kehati-hatian dalam memilih dan menyimpan pembalut.

Perhatikan Bahan Tambahan dalam Pembalut

Selain bahaya pembalut kedaluwarsa, artikel dari Liputan6.com pada 1 Mei 2024 mengutip Jurnal Kebidanan Malakbi yang menyebutkan potensi bahaya beberapa bahan pembalut.

Tisu dan kain non-tenun, yang umum digunakan, berpotensi mengandung zat kimia berbahaya, terutama jika proses pemutihannya menggunakan klorin. Zat ini dapat mengandung dioksin, yang mengganggu hormon dan meningkatkan risiko kanker.

Lapisan belakang pembalut, yang sering terbuat dari polietilena (PE), juga mengandung bahan kimia seperti ftalat dan BPA, yang merupakan pengganggu endokrin. Bahan tambahan lainnya, seperti zat pendingin atau ekstrak herbal, juga berpotensi menimbulkan iritasi atau alergi.

Konsumen disarankan untuk memilih pembalut yang bebas dari PE, BPA, ftalat, dan klorin. Memilih produk yang aman dan bebas bahan kimia berbahaya akan meminimalkan risiko gangguan kesehatan jangka panjang.

Kesimpulannya, praktik penjualan pembalut repack merupakan ancaman serius bagi kesehatan. Konsumen harus lebih teliti dalam memilih produk dan memperhatikan tanggal kedaluwarsa serta komposisi bahan pembalut untuk menghindari risiko kesehatan yang berbahaya. Penting untuk membeli pembalut dari sumber terpercaya dan memastikan produk tersebut aman digunakan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *