Harga Boneka Barbie Naik? Inilah 3 Alasan Kenaikannya

Harga Boneka Barbie Naik? Inilah 3 Alasan Kenaikannya
Sumber: Liputan6.com

Produsen mainan Barbie, Mattel, mengumumkan rencana kenaikan harga produknya di Amerika Serikat (AS). Kenaikan ini dipicu oleh peningkatan biaya produksi yang disebabkan oleh tarif impor yang diberlakukan pada masa pemerintahan Donald Trump.

Langkah Mattel ini berdampak pada penurunan saham perusahaan sekitar 2% dalam perdagangan saham kemarin. Penurunan ini menambah penurunan saham Mattel sepanjang tahun ini yang telah mencapai 8%.

Kenaikan Harga Barbie Akibat Tarif Impor

Mattel menyatakan akan menaikkan harga beberapa produknya untuk menutupi biaya produksi yang membengkak. Hal ini merupakan konsekuensi langsung dari perang dagang antara AS dan China.

Perang tarif tersebut mengakibatkan peningkatan pungutan bea cukai hingga lebih dari 100% pada barang-barang yang diperdagangkan antara kedua negara. Kondisi ini mengganggu rantai pasokan global dan membebani perusahaan manufaktur seperti Mattel.

CEO Mattel, Ynon Kreiz, menyatakan tarif impor menciptakan disrupsi besar di industri mainan. Banyak perusahaan menghentikan produksi dan pengiriman ke AS akibat tarif dari China.

Mattel mendukung advokasi Asosiasi Mainan untuk kebijakan tarif nol pada mainan impor. Hal ini diharapkan dapat meringankan beban biaya produksi dan menstabilkan harga.

Dampak Ekonomi Makro dan Prediksi Penjualan

Mattel mengakui kesulitan memprediksi pengeluaran konsumen dan penjualan di AS untuk sisa tahun ini dan musim liburan. Ketidakstabilan ekonomi makro dan lanskap tarif AS yang dinamis menjadi faktor utama ketidakpastian ini.

Situasi ekonomi global yang fluktuatif turut mempengaruhi daya beli konsumen. Hal ini berdampak pada penjualan Mattel, baik di dalam maupun luar negeri.

Lonjakan Harga Emas dan Perkebunan Rakyat

Di tengah kenaikan harga Barbie yang diperkirakan akan terjadi, harga emas Antam juga mengalami lonjakan signifikan. Pada Selasa, 6 Mei 2025, harga emas Antam naik Rp 26.000 per gram menjadi Rp 1.931.000.

Harga emas buyback juga mengalami kenaikan yang sama, yaitu Rp 26.000, menjadi Rp 1.780.000 per gram. Kenaikan ini patut dicermati di tengah situasi ekonomi yang tidak menentu.

Sementara itu, sektor perkebunan rakyat di Indonesia menunjukkan tren positif. Nilai Tukar Petani Perkebunan Rakyat (NTPR) meningkat di kuartal pertama 2025.

Peningkatan NTPR didorong oleh kenaikan harga komoditas seperti kelapa sawit, karet, dan tembakau. Subsektor perkebunan rakyat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi di sektor pertanian.

Secara tahunan, pertumbuhan NTPR mencapai 20,41% dibandingkan periode yang sama tahun 2024. Hal ini menunjukkan peningkatan daya saing petani perkebunan rakyat.

Pengamat pertanian Eliza Mardian menekankan pentingnya menjaga keberlanjutan industri perkebunan. Kebijakan pemerintah yang mendukung keberlangsungan sektor ini sangat krusial.

Tanpa dukungan regulasi yang memadai, upaya hilirisasi yang digencarkan pemerintah akan sulit terwujud. Pemerintah perlu memperhatikan aspek keberlanjutan dan daya saing petani.

Kesimpulannya, kenaikan harga mainan Barbie akibat tarif impor merupakan salah satu indikasi dampak perang dagang dan ketidakstabilan ekonomi global. Situasi ini perlu dikaji lebih lanjut, termasuk dampaknya terhadap konsumen dan industri mainan secara keseluruhan. Kondisi ini juga menunjukkan pentingnya memperhatikan keberlanjutan sektor pertanian dan perkebunan rakyat sebagai penopang ekonomi nasional.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *