Gerindra Usul: Siswa Tawuran Latihan Disiplin di Barak Militer

Gerindra Usul: Siswa Tawuran Latihan Disiplin di Barak Militer
Sumber: Suara.com

Fraksi Partai Gerindra DPRD DKI Jakarta mengusulkan solusi kontroversial untuk mengatasi masalah tawuran remaja: mengirim para pelaku ke barak militer untuk pembinaan.

Anggota Fraksi Gerindra, Ryan Kurnia Ar Rahman, menyampaikan usulan ini dalam rapat paripurna pemandangan umum fraksi terhadap Raperda Pertanggungjawaban APBD 2024.

Usulan Pembinaan di Barak Militer: Sebuah Solusi Kontroversial

Ryan berpendapat, kerja sama dengan barak militer untuk pembinaan pemuda perlu dipertimbangkan. Program ini, menurutnya, perlu didukung anggaran agar para pemuda dapat beralih ke kegiatan positif.

Ia mencontohkan kebijakan serupa yang pernah diterapkan oleh mantan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, yang juga politisi Gerindra.

Meski menuai pro dan kontra, pendekatan semi-militer dinilai efektif membentuk karakter generasi muda, menurut Ryan.

Ia menambahkan, anggaran pembinaan kepemudaan saat ini dinilai terlalu kecil dan minim dampak.

Akibatnya, banyak pemuda Jakarta lebih memilih tawuran daripada kegiatan produktif.

Dukungan dan Perlawanan terhadap Usulan

Usulan serupa sebelumnya dilontarkan Sekretaris Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta, M Taufik Zoelkifli. Ia mendukung pelatihan semi-militer untuk menyalurkan energi remaja yang berlebih.

Taufik menekankan bahwa pelatihan ini bukan pelatihan militer penuh, melainkan bertujuan untuk pembinaan positif.

Namun, anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PSI, August Hamonangan, menentang usulan tersebut.

Ia menganggap penerapan kebijakan serupa di Jakarta sebagai langkah mundur, mengingat fasilitas pembinaan yang memadai sudah tersedia di Jakarta.

Debat Publik dan Implikasi Kebijakan

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, belum memberikan tanggapan resmi mengenai usulan tersebut.

Usulan ini memicu debat publik yang seru, membahas efektivitas dan implikasi dari pendekatan semi-militer dalam menangani masalah kenakalan remaja.

Pertanyaan tentang hak asasi manusia, metode pembinaan yang tepat, dan alokasi anggaran menjadi poin-poin penting dalam perdebatan ini.

Perdebatan ini menyoroti pentingnya mencari solusi komprehensif dan berimbang dalam mengatasi masalah kenakalan remaja, dengan mempertimbangkan berbagai perspektif dan implikasi kebijakan yang akan diambil.

Terlepas dari kontroversinya, debat ini telah membuka ruang diskusi penting tentang metode terbaik dalam pembinaan pemuda dan penanggulangan tawuran di Jakarta. Semoga menghasilkan solusi yang efektif dan berkelanjutan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *